Tugas : Literatur Review 20 Jurnal Semiotika Ferdinand de Saussure

Nama : 

- Muhammad Rasyid Firdaus (202146500802) 

- Ach Faqy Fachrevi (202146500750) 


Jurnal 1 

Judul : 
Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure dalam pertunjukan Ketoprak Ringkes

Objek : 
Ketoprak Ringkes
Metode/Pendekatan : 
Metode Kualitatif

Analisis : 
Menggunakan analisis petanda-penanda dan menggunakan analisis poros kombinasi dan poros seleksi.

Kesimpulan : 
mengedukasi khalayak umum tentang peran seni pertunjukan bagi masyarakat dan dapat memperkenalkan seni Ketoprak Ringkes hingga ke mancanegara.

Jurnal 2
Judul :
Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-nilai dakwah pada film Nussa Rara
Objek :
Film Nussa dan Rara
Metode/Pendekatan :
Pendekatan Kualitatif
Analisis :
menggunakan metode analisis Semiotik yaitu tanda (sign) pada analisis Ferdinand de Saussure ia membagi tanda yang terdiri dari petanda dan penanda. banyaknya penyampaian pesan yang hadir pada tiap potongan episode-episode tiap season nya. Diurai nilai-nilai dakwah dan komunikasi yang tergambar pada adab dan akhlak dalam bentuk bahasa, gambar, dan pesan lisan.
Kesimpulan :
Konsep dasar dari pembuatan film Nussa dan Rara yaitu membuat suatu konsep islamic thing yang mana menampilkan pesan adab dan akhlak yang baik. pada film nussa rara menunjukkan penanda dan petanda nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam film, serta mengandung sinopsis pesan dakwan dan komunikasi.

Jurnal 3

Judul :
Analisis Semiotika Strukturalisme Ferdinand de Saussure Pada Film Berpayung Rindu

Objek :
Film Berpayung Rindu

Metode/Pendekatan :
Metode Deskriptif Kualitatif

Analisis :
penggunaan analisis semiotika sistem penanda petanda dengan merelasikan beberapa tanda didalamnya untuk menentukan makna lalu mengelompokkan menjadi beberapa jenis tanda sampai menemukan makna dibalik tanda yang dipaparkan menggunakan analisis semiotika de Saussure.

Kesimpulan :
Film ini tidak terlepas dari penanda petanda yang ada, dan kemampuan sutradara dalam membaca situasi dan menyesuaikan dengan kondisi zaman. Film ini menampilkan beberapa adegan visual, dan teks yang memiliki makna pembelajaran dan pembentukan karakter terhadap seseorang. Film ini lebih mengarahkan ke pesan moral terlihat dari adegan mengisahkan sepasang suami istri yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjadi korban adalah sang anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang ibunya.

Jurnal 4

Judul :
ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM IKLAN ROKOK SAMPOERNA A MILD “GO AHEAD"

Objek :
Iklan Rokok Sampurna Mild “Go Ahead”

Metode/Pendekatan :
Deskriptif Kualitatif

Analisis :
analisis semiotika model Ferdinan de Saussure Petanda Penanda yang digunakan untuk menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Data ini bersumber dari ketiga versi iklan Sampoerna A Mild “Go Ahead” yaitu, Iklan Sampoerna A Mild “Go Ahead‟ Versi 2015, Iklan Sampoerna A Mild “Go Ahead‟ Versi Danau, dan Iklan Sampoerna A Mild “Go Ahead‟ Versi Dorong Bangunan „shift‟ dengan cara mengunduh melalui website Youtube.com yang berisi rekaman iklan-iklan tersebut. Data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, artikel, dan lain-lain serta internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dan studi Pustaka

Kesimpulan :
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pesan moral yang terkandung dalam iklan Sampoerna A Mild “Go Ahead” yaitu: bekerja keras, rendah hati, menolong orang lain, dan peduli sesama, namun A Mild yang mengangkat pesan moral dalam iklannya merupakan sesuatu yang tidak ada hubungan khusus dari produk dengan pesan yang disampaikan dalam iklan. A Mild membuat khalayak adalah sebagai korban dari konsumsi makna atau realitas produk yang telah diciptakan pengiklan sebagai alat untuk mengelabuhi khalayak dari tayangan iklan tersebut dengan menyisipkan pesan moral dalam iklannya yang seakan iklan rokok merupakan iklan dengan nilai moralitas yang tinggi. Akan tetapi, jauh dari itu iklan memiliki tujuan komersial yang semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menciptakan realitas pada masyarakat bahwa dengan merokok penonton dapat menjadi seperti dalam tokoh iklan

Jurnal 5

Judul :
Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan dalam Film "The Call"

Objek :
Film The Call

Metode/Pendekatan :
Kualitatif

Analisis :
Penerapan teori untuk analisis film “The Call” akan dilihat dari adegan, dialog dan setting. Menurut Saussure, spek lain dari penanda, yaitu mitos, yang artinya menandai suatu masyarakat dimana mitos tersebut terletak pada tingkat kedua dari penandaan. Setelah terbentuk system tanda (sign) – penanda (signifier) – petanda (signified), tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru.

Kesimpulan :

a. Penanda : Penanda dalam semiotika ini dikemukaan oleh Ferdinand De Saussure dilihat sebagai bentuk atau wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur. Makna petanda yang dapat diambil dari tujuh scene yang telah dianalisis melalui adegan, dialog, dan latar adalah gambaran tentang seorang operator darurat yang dituntut untuk bisa menyelamatkan masyarakatnya yang membutuhkan pertolongan dengan segala macam solusi..

b. Petanda : Pertanda dalam semiotika ini dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure dilihat sebagai makna yang terungkap melalui fungsi dan nilai-nilai yang terkandung di dalam karya arsitektur. Tokoh seorang pelayan operator darurat yang memperlihatkan keperdulian, rasa cinta, tolong menolong kepada orang yang tidak ada hubungan keluarga, bukan seorang teman akan tetapi bisa berjanji dan menepatinya untuk menyelamatkan. Inilah yang termasuk nilai kemanusiaan yang terkandung dikaitkan dengan dialog, adegan, dan latar dalam film ini.

c. Nilai Kemanusiaan : Berdasarkan analisis semiotika Saussure, terdapat representasi nilai kemanusiaan yang diproyeksikan melalui adegan, dialog, dan latar. Adapun nilai kemanusiaan yang tampak pada film The Call ini adalah :
1) Kepedulian terhadap sesama manusia
2) Rela berkorban demi keselamatan masyarakat
3) Tolong-menolong bekerja sama di tengah kesulitan
4) Menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.

Jurnal 6

Judul :
ANALISIS POSTER VIDEO KLIP LATHI : KAJIAN SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE

Objek :
Poster Video Klip “Lathi”

Metode/Pendekatan :
Deskriptif Kualitatif

Analisis :
Menggunakan analisis teori Ferdinand de Saussure, signifier dan signified yang menurut Saussure merupakan komponen pembentuk tanda dan tidak bisa dipisahkan peranannya satu sama lain. Signifier, merupakan hal-hal yang tertangkap oleh pikiran kita seperti citra bunyi, gambaran visual, dan lain sebagainya. Sedangkan signified, merupakan makna atau kesan yang ada dalam pikiran kita terhadap apa yang tertangkap.

Kesimpulan :
Analisis dari karya poster Lathi ini menggunakan analisis teori Ferdinand de Saussure, dan akhirnya dapat disimpulkan bahwa pesan atau makna yang akan disampaikan dalam bentuk gagasan dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta, dimana pihak tertentu merasa tersakiti. Seharusnya perasaan cinta membawa suatu kebahagiaan, tetapi yang ada justru rasa tersiksa. Yang akhirnya merubah seseorang dari pribadi yang lugu menjadi pribadi yang tidak punya perasaan. Kata cinta yang dibisikan sehingga merubah seorang wanita lugu menjadi seperti iblis yang penuh dendam, di sini yang saya lihat pesan yang dalam itu tersirat, bahwa seorang wanita itu dapat dibelenggu hatinya hanya dengan kata-kata, walaupun kata-kata yang disampaikan tidak mencerminkan harapan dari hati wanita tersebut, sakit hati mampu merubah karakter lugu yang terbelenggu menjadi seseorang yang kuat utuk membalas sakit hati yang telah diterima. Satu hal yang ditonjolkan melalui headline Lathi yang berarti lidah, mengambil dari pepatah Jawa, tidak ada manusia yang bisa lari dari kesalahan, karena kesalahan itu butuh pertanggungjawaban untuk di perbaiki, harga diri seseorang itu terletak di lidahnya (perkataannya).

Jurnal 7

Judul :
ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN BUKALAPAK VERSI SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER

Objek :
Iklan Bukalapak versi Sumpah Pemuda

Metode/Pendekatan :
Deskriptif Kualitatif

Analisis :
signifier dan signified yang menurut Saussure merupakan komponen pembentuk tanda dan tidak bisa dipisahkan peranannya satu samalain. Signifier, merupakan hal-hal yang tertangkap oleh pikiran kita seperti citra bunyi, gambaran visual, dan lain sebagainya. Sedangkan signified, merupakan makna atau kesan yang ada dalam pikiran kita terhadap apa yang tertangkap.

Kesimpulan :
kesimpulan mengenai penanda (Signifier) dan petanda (Signified) serta makna dari iklan tersebut. Penyampaian pesan iklan yang dilakukan oleh Bukalapak ini bukan hanya sekedar mengucapkan selamat hari Sumpah Pemuda seperti biasa tiap tahunnya tetapi iklan dibuat sekaligus untuk menguji pengetahuan masyarakat apakah masih ingat kapan Sumpah Pemuda itu dilahirkan. Bisa dilihat pada scene awal terlihat tulisan bahwa “eksperimen ini kami dedikasikan untuk para pemuda Indonesia” jadi menunjukkan bahwa bukalapak membuat iklan ini untuk menghargai para pemuda Indonesia yang sudah berjasa besar dalam mempersatukan Indonesia.

Jurnal 8

Judul :
PENANDA DAN PETANDA PADA CERPEN ANAK “KE HUTAN” KARYA YOSEP RUSTANDI PENDEKATAN SEMIOTIK: FERDINAND DE SAUSSURE

Objek :
Cerpen Anak “Ke Hutan”

Metode/Pendekatan :
Deskriptif Kualitatif

Analisis :
Semiotik Ferdinand De Saussure akan menghasilkan penanda (signifier) dan petanda (signified) dalam pengkajian cerpen anak.

Kesimpulan :
Dalam sebuah karya sastra, jika dikaji menggunakan pendekatan semiotik Ferdinand De Saussure akan menghasilkan penanda (signifier) dan petanda (signified), sekalipun mengkaji cerpen anak. Karena setiap tulisan mempunyai makna tersendiri, adapun makna yang tersirat maupun makna tersurat. Pada cerpen anak “Ke Hutan” karya Yosep Rustandi, terdapat beberapa makna, baik makan tersirat atau makna tersurat. Makna tersebut ditelaah hingga menemukan makna yang lebih kompleks. Penanda dan petanda memiliki jangkauan yang luas dalam pengertiannya. Apapun yang ada di dalam karya sastra memiliki tanda yang dapat diamati kemudian tanda tersebut menghasilkan makna baru

Jurnal 9

Judul :
ANALISIS SOSOK LAISA DENGAN KAJIAN SEMIOTIK FERDINAND DE SAUSSURE PADA NOVEL DIA ADALAH KAKAKKU KARYA TERE LIYE

Objek :
Novel Dia Adalah KakakKu

Metode/Pendekatan :
metode semiotika Ferdinand De Saussur. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata frasa.

Analisis :
menggunakan penanda dan petanda sebagai acuannya. Pendekatan ini disesuaikan dengan pengkajian penelitian di dalam rumusan masalah dan fokus masalah yang telah dibuat oleh peneliti yaitu mendeskripsikan bentuk makna semiotik pada novel karya Tere Liye yang berjudul Dia Adalah Kakakku.

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap Sosok Laisa pada Novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya fokus penelitian dan rumusan masalah yang telah ditentukan. Peneliti menemukan penanda dan petanda dalam novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye. Peneliti menemukan 33 tanda yang menjadi bentuk tanda sosok Laisa.Judul : Analisis Semiotik Film Ku Kira Kau Rumah (Semiotika Model Ferdinand De Saussure)

Jurnal 10

Objek :
Film Ku Kira Kau Rumah

Metode/Pendekatan :
Metode Kualitatif

Analisis :
analisis semiotika milik Ferdinand De Saussure yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Film “Kukira Kau Rumah” disutradarai oleh Umay Shahab. Film ini dinilai mempunyai makna pesan yang terkandung di dalamnya, pesan yang terkandung di dalam film ini ialah pesan moral. Film drama ini mengisahkan tentang seorang remaja wanita yang mengidap penyakit bipolar dan dibatasi bersosialisasi oleh orang tuanya, namun remaja wanita tersebut tidak menyerah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Hasil tem
uan melalui dokumentasi dan observasi film ini yang dibagi dalam scene-scene atau adegan-adegan ditemukan beberapa pesan moral tentang kehidupan.

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisis data melalui film “Kukira Kau Rumah”, terdapat pesan yang mengandung makna penting dalam film tersebut. Setelah dilakukan analisis pada beberapa scene dengan mengunakan metode analisis semiotika Ferdinand De Saussure untuk mencari penanda dan petanda sehingga ditemukan makna pesan dalam film. Film ini memiliki beberapa pesan moral, yaitu mengajarkan tentang kejujuran, kesetiaan dan pemaaf, kesopanan dan menghargai orang lain, pekerja keras dan pantang menyerah, serta berikan kebebasan kepada orang lain dan jangan terlalu mengekang orang lain. Terdapat juga pesan persahabatan dan kesetiaan terhadap teman yang sangat tinggi. Pesan moral yang paling penting dalam film ini ialah jangan terlalu mengekang orang lain, berikanlah kebebasan untuk orang lain terhadap pilihannya. Janganlah kita sebagai manusia terlalu mengatur hidup orang lain, karena semua manusia memiliki tujuan dan impiannya sendiri.

Jurnal 11

Judul
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan dalam Film The Call

Objek
Film 

Pendekatan
Metode pendekatan Konstruksionis

Analisis
Penerapan teori ini untuk analisis film “The Call” akan dilihat dari adegan, dialog dan setting menurut Saussure. Spek lain dalam penanda, yaitu mitos yang artinya menandai suatu masyarakat dimana mitos tersebut terletak pada tingkat kedua dari penanda

Kesimpulan
Berdasarkan analisis semiotika Saussure, terdapat Representasi nilai kemanusiaan melalui Film “The Call” yaitu;
- Kepedulian terhadap sesama manusa
- Rela berkorban demi keselamatan masyarakat

Jurnal 12

Judul
Interpretasi Semiotika Ferdinand De Saussure dalam Hadis Liwa dan Rayah

Objek
Hadis

Pendekatan
Pendekatan semiotika dan teori Ferdinand de Saussure.

Analisis
Dengan teori semiotikanya yang terdiri dari empat konsep, namun dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua konsep diantaranya adalah yang pertama signifiant dan signifie dan kedua konsep langue dan parole. Sebagai bentuk obyek bendera Hizbut Tahrir dan teks hadis tentang liwa dan rayah menjadi objek fokus dalam penelitian ini

Kesimpulan
setiap parole-parole menjadi satu kesatuan sistem utuh dan kolektif. Sehingga menjadi langue yang membangun sistem, norma-norma tertentu sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.

Jurnal 13

Judul :
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Novel Manjali Dan Cakrabirawa Karya Ayu Utami

Objek
Novel

Pendekatan
Metode Deskriptif Kualitatif 

Analisis         : 
Dalam novel Manjali dan Cakrabirawa karya Ayu Utami menyiratkan pesan tersembunyi tentang sejarah, rahasia, dan misteri. Novel Manjali dan Cakrabirawa diharapkan menjawab semua kesalahpahaman tentang pembelokkan sejarah

Kesimpulan
Penanda dan petanda merupakan satu kesatuan dari tanda. Penanda yang berupa bentuk sedangkan petanda merupakan konsep. Dengan demikian, keduanya akan membentuk sebuah tanda yang memiliki arti atau makna. Memaknai sebuah tanda melalui pemaknaan pada dua hal, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda).

Jurnal 14 
Judul :
Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara

Objek :
Film

Pendekatan :
Kualitatif

Analisis
terdapat analisis semiotika pada bagian dialog, potongan gambar, suara dan nada yang terdapat dalam film animasi Nussa dan Rara.

Kesimpulan :
pada episode “baik itu mudah” Nussa dan Rara, penelitian ini menemukan tiga adegan yang menyiratkan budaya dan moral yang menjelaskan tentang berbicara yang baik dan sopan, adegan tentang hanya berdoa untuk kebaikan, dan adegan tentang berjuang dan mengelola. Dan ketiga karakter dalam episode “baik itu mudah” Umma, Nussa, Rara, dan Anta. Durasi episode adalah 06:52. Episode ini menyajikan contoh budaya dan moral yang baik. Implikasi dari penelitian ini adalah orang tua, akademisi dan pendidik, pemirsa, dan masyarakat, yang diharapkan dapat menjadi contoh dan alternatif bentuk kajian yang membantu membentuk generasi Islam yang berbudaya dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Jurnal 15 

Judul :
ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALIS DAN POST-STRUKTURALIS PADA DESAIN ILUSTRASI HANOMAN KARYA WAYAN BAYU

Objek :
desain ilustrasi

Pendekatan :
Pendekatan semiotika dan teori Ferdinand de Saussure.

Analisis :
desain Hanoman Surfing ini jika ditelaah dari latar belakang desainer Wayan Bayu yang berasal dari Bali, tepatnya Kerobokan-Badung. Yang dikenal lewat pantainya sebagai tujuan destinasi wisatawan lokal maupun mancanegara

Kesimpulan :
Desain yang dirancang Wayan Bayu mengingatkan pada lukisan maestro pewayangan Bali I Gusti Nyoman Lempad dengan style wayang Pita Maha Ubudnya. 

Jurnal 16 

Judul :
ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALISME FERDINAND DE SAUSSURE PADA FILM "BERPAYUNG RINDU"

Objek :
film

Pendekatan :
pendekatan kualitatif

Analisis :
secara bersamaan dikembangkan dengan penginterpretasian terhadap masing masing aspek dan masing-masing scene yang di analisa dan diinterpretasi secara keseluruhan

Kesimpulan :
u film ini lebih mengarahkan ke pesan moral terlihat dari adegan per episodenya yang mana film ini mengisahkan sepasang suami istri yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjdai korban adalah sang anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang salah satu dari orang tuanya yaitu seorang ibu.

Jurnal 17 

Judul :
Semiotika dalam Metode Analisis Karya Seni Rupa

Objek :
karya seni rupa

Pendekatan :
Pendekatan semiotika dan teori Ferdinand de Saussure.

Analisis :
karya seni rupa bukanlah sesuatu yang terisolasi, tetapi merupakan salah satu unsur dari suatu sistem sehingga makna yang terkandung di dalamnya bersifat sistemis pula

Kesimpulan :
Teori Peirce triangle meaning yang terdiri atas sign (tanda), object (objek), dan interpretant (interpretan), merupakan teori yang dapat digunakan dalam analisis semiotika pada karya seni rupa

Jurnal 18 

Judul :
Analisis Semiotika Ferdinand De Sausures Makna Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah

Objek :
iklan

Pendekatan :
pendekatan kualitatif

Analisis :
makna pesan iklan rokok a mild versi langkah diteliti berdasarkan beberapa scane gambar dalam iklan menggambarkan pesan untuk konsumen.

Kesimpulan :
A mild bertujuan untuk mewakili rokok pemula, pemuda, dewasa serta masyarakat luas, yang sesuai dengan gambar scene dalam iklan seperti langkah berat dan setiap scenenya diperakan oleh pemuda dan orang dewasa.

Jurnal 19 

Judul :
KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA LIRIK LAGU “BENDERA”)

Objek
lagu

Pendekatan :
pendekatan kualitatif

Analisis :
Penelitian ini menjelaskan bagaimana nilai-nilai nasionalisme dibentuk menjadi sebuah lirik lagu kemudian diunggah menjadi lagu yang bernada atau music sehingga menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati

Kesimpulan :
Bahwa lagu Bendera yang dibawakan band Cokelat, memiliki nilai-nilai Nasonalisme yang tinggi. Lirik yang tajam dan penuh makna tentang kecintaan terhadap Negara dan juga dengan irama lagu yang rock membuat lagu tersebut memiliki semangat Nasionalisme yang tinggi pula. Bait per bait menggambarkan tentang kecintaan terhadap tanah air yang direpresentasikan melalui “Bendera Merah Putih” dimana yang dimaksud adalah Bendera Nasional Republik Indonesia

Jurnal 20 

Judul :
Pemaknaan Iklan Serial Rokok Djarum Super Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure

Objek :
iklan

Pendekatan :
Pendekatan Kualitatif

Analisis :
iklan ini mau menunjukkan kepada publik karakteristik yang mengarah pada hal-hal positif dari produk itu, itu juga ingin mempresentasikan jika Indonesia adalah jangkauan potensi alam, keindahan alam dan beragam budaya.

Kesimpulan :
Makna-makna yang terkandung dalam iklan rokok djarum super versi My Great Adventure Indonesia di SCTV adalah pencitraan atas sebuah produk rokok, dimana PT Djarum sendiri memiliki maksud dan juga membuat program-program yang bisa membangun masyarakat ke arah positif secara langsung maupun tak langsung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos Dan Pengalaman Estetis Dari Lagu The Scientists - Coldplay

Tugas 1 semiotika pada objek yang ada disekitar kita